Meski memang, terdapat perbedaan dari segi bahan material yang harus digunakan.
Proses injeksi beton ini sendiri yakni dengan menyuntikkan adukan material ke sela-sela retakan sehingga struktur beton yang kosong akan terisi kembali. Sebenarnya poin ini adalah fungsi injeksi beton yang paling utama.
Namun ada perbedaan material injeksi beton yang digunakan. Misalnya pemakaian epoxy resin pada pekerjaan injeksi epoxy. Material ini mampu masuk kedalam retakan beton yang kecil. Dengan terisinya celah retak diharapkan beton akan menjadi merekat kembali dan kekuatan beton dapat berfungsi seperti sedia kala.
Begitu juga dengan injeksi semen. Pasta semen yang disuntikkan diharapkan mampu mengisi celah kosong beton yang keropos dan retak yang besar. Semen ini berfungsi untuk mengisi celah kosong sekaligus menghentikan aliran air jika daerah tersebut mengalami masalah bocor.
Berlaku hal yang sama untuk pekerjaan injeksi polyurethane. Material injeksi berfungsi untuk menghentikan aliran air dengan mengisi semua celah kerusakan beton.
Ada keunggulan dan kekurangan dari setiap jenis injeksi. Sehingga kita harus bisa membedakan jenis kerusakan beton dan menggunakan tipe injeksi beton. Jangan sampai salah, misalnya menggunakan injeksi semen untuk mengatasi retak beton yang kecil. Tentu material injeksi tidak akan mampu masuk kedalam beton. Sehingga kegagalan pekerjaan injeksi bisa saja terjadi.
Untuk lebih jelas, saya bahas jenisnya sehingga kita dapat memaksimalkan fungsi injeksi beton agar sesuai dengan kondisi dan kerusakan beton.
Fungsi Dan Jenis Injeksi Beton
Setidaknya, ada tiga jenis injeksi beton berdasarkan bahan material yang digunakan. Masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, yang bisa Anda sesuaikan dengan jenis kerusakan dan kondisi bangunan. Berikut ketiga jenis injeksi tersebut;
Injeksi Semen
Metode injeksi berbahan dasar semen ini cukup populer digunakan untuk memperbaiki beton yang keropos atau retak dengan tingkat kerusakan tergolong parah.
Tak hanya itu, banyak pula para kontraktor yang mengaplikasikannya pada sambungan beton untuk mengatasi masalah kebocoran.
Dengan bahan dasar semen, proses injeksi diyakini akan sempurna mengingat sifatnya yang mampu monolit dengan beton. Dalam artian, material semen tersebut mampu mengisi celah atau rongga dengan baik.
Hanya saja, metode injeksi semen ini memakan waktu cukup lama karena harus terlebih dulu dilakukan ciping area serta penambalan pada area yang bocor.
Jadi, bisa dibilang, metode injeksi jenis ini kurang cocok digunakan bagi proyek-proyek dengan deadline singkat.
Injeksi Epoxy
Bisa dibilang, Epoxy Resin adalah material khusus yang mampu memperbaiki retak pada beton. Partikelnya yang sangat kecil dan halus diyakini mampu mengisi celah retak hingga yang terkecil sekalipun.
Terlebih, material ini memiliki viskositas rendah layaknya air, namun dengan kekuatan yang cukup bagus. Alhasil, dengan teknik injeksi epoxy, beton yang retak mampu direkatkan kembali dengan sangat baik.
Berbeda dengan injeksi semen, proses pengerjaannya pun relatif lebih cepat. Hal ini dikarenakan telah ada neple yang dirancang khusus sehingga tidak perlu dilakukan proses ciping. Neple hanya perlu direkatkan dengan lem khusus, dan proses injeksi bisa dilakukan.
Hal penting yang juga perlu diketahui, teknik injeksi ini hanya bisa dilakukan pada beton dengan usia tak lebih dari 28 tahun serta keretakan maksimal 55 mm.
Injeksi Polyurethane (PU)
Metode injeksi berbahan dasar polyurethane ini sangat direkomendasikan untuk mengatasi masalah beton rembes dan bocor. Bahkan termasuk untuk kebocoran pada sambungan ataupun dengan tingkat keparahan maksimal.
Proses pengerjaannya juga terbilang cukup cepat jika dibandingkan dengan dua jenis injeksi sebelumnya. Telah tersedia neple khusus yang bisa dipasang hanya dengan menggunakan bor.
Jadi, tanpa harus melalui proses pengeleman, neple telah bisa terpasang dengan kuat pada beton. Setelah itu, proses penyuntikan atau injeksi polyurethane bisa langsung dilakukan.
Konon, material ini bisa langsung bereaksi ketika terkena air atau angin. Material akan mengembang hingga 1000 persen sehingga akan memenuhi celah atau rongga beton yang kosong. Alhasil, beton pun akan merekat seperti semula.
Itulah beberapa jenis injeksi beton yang paling sering digunakan. Secara umum, ketiga jenis injeksi tersebut memiliki fungsi yang sama, yakni memperbaiki kerusakan pada struktur beton.
Dengan sifatnya yang lengket dan kuat, proses injeksi diyakini mampu menutupi bagian-bagian beton yang bermasalah agar kembali tampak sempurna.
Apalagi, metode injeksi ini juga memiliki daya tahan yang baik dari pancaran sinar UV ataupun ekstrimnya cuaca. Jadi, tak perlu ragu melakukan injeksi beton demi terealisasinya bangunan yang kuat dan tahan lama.
Sebagai tambahan, saya buatkan metode untuk pekerjaan injeksi epoxy
Komentar
Posting Komentar